
Cara Tepat Mendidik Anak Usia 6 Tahun
Cara Tepak mMendidik anak Usia 6 Tahun
by Fiki Ariyanti
Anak adalah hadiah
terindah dari Tuhan kepada pasangan suami istri. Tak ingin rasanya melewatkan
waktu sedetik pun untuk melihat tumbuh kembang anak.
Begitu buah hati hadir
di tengah-tengah keluarga, Anda sebagai orangtua bukan hanya wajib untuk
merawat dan membesarkan sang anak, tapi juga mendidiknya dengan baik.
Tentu saja hal ini
bertujuan agar anak-anak Anda menjadi anak yang pintar, cerdas, berakhlak baik,
berbudi pekerti luhur, dan bermanfaat bagi banyak orang.
Mendidik anak tidak sembarangan. Orangtua harus mendidik
berdasarkan usia si anak. Sejak dilahirkan hingga anak berusia 5 tahun
merupakan usia emas atau disebut golden age. Di
mana pada umur tersebut, otak anak tumbuh dan berkembang sangat cepat.
Informasi dalam bentuk
apapun akan mudah diserap, tanpa melihat baik atau buruk. Tugas orangtua
menambah pengetahuan anak. Mengajarkannya berperilaku baik. Sebagai orangtua,
Anda tidak cuma mengajar atau mengarahkan, tapi memberi contoh yang baik dan
benar. Karena di usia emas ini, si anak suka meniru orang-orang terdekatnya.
Berikut beberapa tips
agar Anda sukses mendidik anak di masa-masa usia emas:
1. Mengarahkan anak dengan
penuh rasa cinta dan kasih sayang
Mengajar atau
mengarahkan anak bukan dengan kata-kata kasar, melainkan tutur kata lemah
lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Dengan begitu, sang anak akan mendengarkan dan
menjalankan setiap arahan dari orangtuanya.
Jika dibentak, apalagi
sampai melakukan kekerasan, anak justru akan merasa ketakutan dan bisa
berdampak buruk bagi perkembangan otak maupun psikologisnya.
2. Jangan memberi contoh sikap
buruk yang bisa ditiru anak
Di
usia emas, si anak suka meniru orang-orang terdekatnya. Jadi hindari
menunjukkan sikap buruk di depan anak dengan alasan apapun, seperti bertengkar,
berkata kasar, ‘main tangan’, dan lainnya.
Jangan biasakan menakuti
dan berbohong kepada anak agar mereka mendengarkan setiap perkataan Anda.
Memori anak akan menyimpan segala hal kebohongan tersebut, dan bisa jadi
terbawa sampai dewasa.
3. Selalu dengarkan dan beri
dukungan ke anak
Begitu anak sudah mulai
belajar bicara, bersosialisasi dengan sekitar atau teman-teman sebayanya, si
anak mungkin saja menceritakan apapun ke Anda. Jadilah orangtua yang mampu
mendengar cerita anak.
Dengan mendengarkannya,
berarti Anda memberi dukungan kepada anak, sehingga dapat membentuk sifat
percaya diri. Bila anak melakukan hal yang benar, apresiasi dengan pujian atau
ciuman. Namun jika anak salah, berikan penjelasan secara perlahan. Jangan
dimarahi atau dipukul.
Misalnya memukul
temannya yang meminjam mainannya. Katakan pada anak bahwa harus saling berbagi
dengan teman. Ketika bermain, harus saling meminjamkan.
4. Berikan rasa nyaman ke anak
Selain dukungan dan
mendengarkan ceritanya, tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan rasa
nyaman. Anda harus bisa menjadi teman baik bagi anak, sehingga mereka akan
merasa nyaman dan terlindungi saat bersama Anda.
Keterbukaan juga
penting. Dengan begitu, Anda akan tahu apa saja kesehariannya dan apa yang
sedang dipikirkannya. Apa yang membuatnya sedih, senang, sehingga Anda dapat
memberikan perhatian yang tepat.
5. Luangkan
waktu untuk bermain bersama anak
Anak dalam rentang usia
emas memang senang bermain. Dengan bermain, dapat membuatnya mengenal dunia
luar, lingkungan sekitar, meningkatkan kecerdasan, hingga bersosialisasi dan
beradaptasi.
Oleh sebab itu, Anda
harus bisa meluangkan waktu bermain dengan anak. Jika Anda bekerja, bagi waktu
untuk dapat berkumpul dan bermain bersama anak. Misalnya setelah pulang kerja
atau di hari libur. Biarkan anak bebas bermain dan jangan dikekang dengan
berbagai peraturan yang dapat menghalangi kreativitas si anak.
6. Ajari sikap saling
menghormati, menghargai, dan berbagi
Jadilah orangtua memberi
teladan dan panutan bagi si anak. Salah satunya mengajarkan sikap saling
menghormati dan menghargai terhadap sesama. Misalnya saat ada anak lain
membutuhkan bantuan, seperti baju atau sepatu, ajarkan anak untuk menyumbangkan
baju layak pakainya.
Biarkan si anak yang
menyerahkan sendiri baju tersebut agar dia senang dan punya pengalaman
berkesan. Atau mengajarkan anak untuk bisa menghargai uang, menabung sedari
kecil. Sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi akan berguna saat
nanti si anak dewasa.
7. Ganti Kata Jangan dalam
Mendidik Anak
Banyak orangtua yang
menggunakan kata ‘jangan’ sebagai larangan. Contohnya jangan nakal, jangan
berisik, jangan nangis, dan sebagainya. Sebaiknya mulai sekarang ganti kata
tersebut dengan kalimat alternatif yang memberi rasa nyaman ke anak. Seperti
jangan berantem = harus sayang sama teman ya, atau jangan berebut mainan =
mainannya gantian ya.